Badik dan Perjalananku di Tanah Celebes
Cahya Surya Harsakya
Foto 1 :
Badik Luwu Peninggalan Orangtuaku Secara turun temurun.
Alm. KRT. Drs. Bagyo Suharyono M.Hum.
Badik merupakan salah satu nama dari senjata tradisional di Nusantara, badik terdapat di hampir seluruh penjuru tanah air, Sumatra , Jawa, Kalimantan , Khususnya Sulawesi dan wilayah lainnya di Nusantara. Tersebar karena penjelajahan, perdagangan, barter, ikatan persaudaraan dan kekeluargaan.
Dalam hal ini saya akan membahas Badik dari tanah perantauan saya di Sulawesi yang terkenal tempo dulu dengan nama tanah Celebes. walaupun di tanah kelahiran saya juga ada badik tetapi tidak seperti di Tanah Celebes, karena Badik disana merupakan Pusaka Utama selain Keris.
Foto 2dan 3 : Badik pertama saya , atau disebut Kawali atau memiliki nama lain Gecong bagi orang Pangkep, karena badik ini berasal dari wilayah Pangkep. memiliki 2 pamor yang berbeda di kedua sisinya, ada yang menyebut La gecong Pucuk rebung karena bentuknya yang kecil dan hanya sebesar depa tangan. badik saku yang merupakan pusaka untuk mempertahankan diri, biasanya disimpan di bagian samping pinggang.
Badik Makassar gaya Panjarunggang
Foto 4 dan 5 : merupakan badik kedua saya , badik ini dari wilayah Makassar. memiliki bentuk yang runcing , teman di komunitas pusaka mengatakan badik ini bergaya (dapur) Badik Panjarungang karena dibuat dari wilayah / kampung Panjarungang dengan pamor bunga garam. Badik makassar lebih terkesan gemuk dan lebar daripada badik Luwu, Karena memiliki beberapa multifungsi yang berbeda.
Badik :
Pengertian Senjata Tradisional Badik dan Sejarahnya. Badik (badek) adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, panjangnya ada yang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah). Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda.
Bugis Makassar memiliki pandangan bahwa setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti (gaib) yang dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Tidak hanya itu ada juga yang berpendapat bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya. Dahulu, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan.
Badik Bugis Luwu
Badik Bugis Kawali Bone memiliki bessi atau bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung, sedangkan kawali Luwu memiliki bessi pipih dan berbentuk lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu (hulu), bessi (bilah) dan wanua (sarung). Seperti pada senjata tradisional lainnya, kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat membawa keberuntungan ataupun kesialan.
Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang akan memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Sedangkan, kawali Lataring Tellu yang mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka yang berusaha di sektor pertanian.
Kul Buntet / Pusaran
Kawali Lade’ nateyai memiliki pamor berupa bulatan kecil pada bagian pangkal dan guratan berjajar pada bagian matanya. Badik ini dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang melimpah bagi pemiliknya. Badik ini memiliki kemiripan fungsi dengan Kawali Lakadang yang memiliki motif berbentuk gala pada pangkalnya.
Salah satu badik yang dipercaya sangat ideal adalah Kawali Lagemme’ Silampa yang memiliki motif berupa urat yang membujur dari pangkal ke ujung. Dipercaya bahwa pemilik badik tersebut senantiasa akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupannya bersama dengan segenap kaum kerabatnya. Sedangkan untuk mendapatkan kesabaran, maka dipercaya harus memiliki Kawali Lasabbara.
Uladeddu, Jenis badik bugis yang khas segeri
Kawali Ilakkoajang adalah jenis badik yang dipercayai sebagai senjata yang mampu mendatangkan wibawa serta derajat yang tinggi.Badik ini memiliki motif guratan di seluruh tubuhnya. Sementara itu, bagi yang menginginkan kemenangan dalam setiap pertarungan hendaknya memiliki Kawali Latenriwale. Badik yang memiliki motif berupa bulatan oval pada bagian ujungnya ini dipercaya dapat membangkitkan sifat pantang mundur bagi pemiliknya dalam setiap pertempuran.
Bila dipercaya terdapat badik yang mengandung kebaikan, demikian pun sebaliknya terdapat badik yang mengandung kesialan. Kawali Lasukku Ja’na adalah badik yang dianggap amat buruk. Bagi siapapun, Kawali Latemmewa merupakan badik yang sangat tidak baik, karena dipercaya badik ini tidak dapat menjaga wibawa dan kehormatan pemiliknya. Menurut kepercayaan, pemilik badik ini tidak akan melakukan perlawanan kendati ditampar oleh orang lain.
Apapun kekuatan sakti yang dipercaya dikandung oleh sebuah badik, badik tetaplah sebuah benda budaya yang akan meningkatkan identitas diri seseorang, terutama bagi kaum lelaki. Seperti kata orang Makassar mengenai badik
“Teyai bura’ne punna tena ammallaki badik”
(Bukan seorang lelaki jika tidak memiliki badik)
Begitupun dengan kata orang Bugis
“Taniya ugi narekko de’na punnai kawali"
(Bukan seorang Bugis jika tidak memiliki badik)
Pameran Badik Beteng Rotterdam Makassar.
Mengamati Badik koleksi Bapak Iwan Sumantri