Badik Panjarungang
Kisah mitos mengenai Badik Panjarungang
Panjarungang merupakan salah satu nama desa di wilayah Sulawesi Selatan
Panjarungang merupakan salah satu nama desa di wilayah Sulawesi Selatan
Badik Makassar sendiri terdiri dua jenis yakni Taeng dan Panjarungang. Hal ini Berdasarkan tempat dimana badik ini ditempa. Secara fisik antara Taeng dan Panjarungang tampak sama kecuali bagian bawah atau perut. Taeng memiliki ciri khas memiliki perut yang lebar atau mirip dengan perut buncit, sementara Panjarungang memiliki perut yang tidak terlalu buncit.
Kalau bicara badik Makassar maka cuma ada dua jenis yaitu Taeng dengan Panjarungang dan kedua jenis ini memiliki hubungan sejarah sehingga harus ditempa dari dua tempat yang berbeda
Taeng sendiri merupakan nama sebuah kampung di mana badik ini secara awal mula ditempa dan diproduksi secara massal. Taeng saat ini berada di Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Sementara Panjarungang saat ini adalah nama sebuah Dusun di Desa Massamaturu, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Konon badik Taeng dikenal ganas dan haus darah dan dikenal harus menyentuh darah jika dalam perkelahian badik Taeng ini terhunus dari sarungnya. Dan yang mampu menjinakkan Taeng ini hanya Badik jenis Panjarungang. "Memang faktanya begitu yang bisa menjinakkan Taeng kalau mengamuk hanyalah Panjarungang,
Sumber :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Badik, antara Fakta dan Mitos", https://regional.kompas.com/read/2017/10/17/08321831/badik-antara-fakta-dan-mitos.
Penulis : Kontributor Bone, Abdul Haq
Badik Panjarungang koleksi R. Cahya Surya Harsakya S.Sn., M.Sn.
Hiasan dari logam Kuningan dengan ukiran khas motif bunga teratai menyamping Karya Daeng Serang (kampung Pampang )
Badik Panjarungang, bentuk fisiknya ramping meruncing dengan bagian belakang agak sedikit mengembang gemuk dengan pamor berurat ujung / Uretuwo. ujung - ujung urat berakhir di pujuk badik dengan bagian bawah tajam hitam dari baja gantung ciri khas badik. informasi dari pemiliknya awal badik ini ditempa di wilayah Pangkep tetapi penempanya tidak diketahui.
Badik dari Pangkep berbeda dengan badik yang ditempa di wilayah Luwu, perbedaanya terdapat dari tipe baja gantung pada sisi tajamnya, jika ditempa di wilayah Luwu, maka baja gantungnya cenderung lebih hitam karena wilayah Luwu menggunakan baja gantung khusus atau baja tua. sebenarnya untuk tipe pembuatan lebih khusus bisa dipesan kepada Pandre (Mpu) nya pembuat badik.