Senin, 26 Agustus 2019

Jejak Pusaka Badik Kampung Batu Makassar

Jejak Badik Lacak Kampung Batu Makassar 

Badik Lacak Kampung Batu
Foto Koleksi ; KRT. Cahya Surya Harsakya S.Sn., M.Sn.


Badik

Badik, kawali atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar, Sulawesi Selatan, Pulau Sulawesi (Celebes).  Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah). Tidak hanya mistis, badik juga memiliki nilai ekonomis dan nilai seni yang tinggi.
Badik sebagai salah satu jenis benda hasil dari suatu proses kegiatan teknologi menempa logam adalah perwujudan dari kebudayaan materil masyarakat Sulawesi Selatan. Badik sebagai benda budaya, dipahami dan dipercaya oleh masyarakat memiliki berbagai fungsi dan kegunaan yang tidak terbatas hanya sebagai senjata tajam, masyarakat percaya bahwa badik mempunyai nilai dan makna tertentu.
Badik memiliki tiga fungsi dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
  • Fungsi badik dalam keluarga
  • Fungsi badik dalam kegiatan ekonomi
  • fungsi badik sebagai pembela diri.
Menurut pandangan orang Bugis Makassar, setiap jenis badik memiliki kekuatan sakti (gaib). Kekuatan ini dapat memengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan pemiliknya. Sejalan dengan itu, terdapat kepercayaan bahwa badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kemakmuran ataupun kemelaratan, kemiskinan dan penderitaan bagi yang menyimpannya.
Sejak ratusan tahun silam, badik dipergunakan bukan hanya sebagai senjata untuk membela diri dan berburu tetapi juga sebagai identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Badik ini tidak hanya terkenal di daerah Makassar saja, tetapi juga terdapat di daerah Bugis dan Mandar dengan nama dan bentuk berbeda.
Secara umum badik terdiri atas tiga bagian, yakni hulu (gagang) dan bilah (besi), serta sebagai pelengkap adalah warangka atau sarung badik. Disamping itu, terdapat pula pamor yang dipercaya dapat memengaruhi kehidupan pemiliknya.
Badik Makassar memiliki kale (bilah) yang pipih, battang (perut) buncit dan tajam serta cappa’ (ujung) yang runcing. Badik yang berbentuk seperti ini disebut Badik Sari. Badik Sari terdiri atas bagian pangulu (gagang badik), sumpa’ kale (tubuh badik) dan banoang (sarung badik). Lain Makassar lain pula Bugis, di daerah ini badik disebut dengan kawali, seperti Kawali Raja (Bone) dan Kawali Rongkong (Luwu).
(Sumber; Diambil dari informasi di Museum La Galigo Kota Makassar, Sulawesi Selatan).
  

Kampung Batu 
Jejak nama Kampung Batu di Sulawesi Selatan hampir samar ada 2 sumber yang melingkupinya : 
sumber 1 : ada di Selatan Kota Makassar masuk wilayah Kabupaten Gowa dan jalan menuju wilayah Jeneponto. tetapi wilayah ini sudah hilang jejaknya dan sudah berubah nama.
sedangkan sumber ke 2 : mengatakan bahwa adanya Kampung Batu - Batu di Wilayah Kabupaten Pangkep , 2 jam ke Utara dari Kota Makassar. disinilah terdapat jejak penempa (panre) besi atau pusaka.
Sumber Ke 3 : Dusun Batu Bassi, Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. disini juga tidak ada jejak mengenai penempa besi. adapun sudah punah dan keturunannya hanya membuat perangkat berkebun, di jalan poros Bantimurung. 

Sumber rujukan yang bisa dilacak adalah yang berada di Desa kampung Batu-Batu, Kabupaten Pangkep.  masih terdapat penempa besi keturunan generasi ke 4 dari Panre Pangkep.

 Badik Lacak Kampung Batu Masuk dalam Lacak Badik Ras Makassar 


Ciri - Ciri Badik Lacak Kampung Batu : 

Ciri badik lacak (bahasa jawa dapur) Kampung Batu sangat unik dan seperti tidak ergonomis sebagai jenis senjata tusuk, berbeda dengan Gecong Bugis ataupun Badik makassar lainnya. ciri paling unik memiliki badan yang agak lebar di ujung, perut ujung mirip dengan Gecong tetapi lebih memendek. bilah tebal dan bentuk lebih menyerupai golok kecil. perkiraan kemungkinan paling signifikan adalah kegunaan badik Kampung Batu sebagai badik petani dengan fungsi pemotong batang sadap Nira (air tala). 
tapi dari segi bentuk yang ergonomis melengkung dan perut besar di ujung memungkinkan badik ini seimbang seperti bumerang untuk senjata lempar. 

 Bentuk Lacak Kampung Batu cenderung besar perut di ujung

tampak motif pada bilah dengan motif Lekko Ase' (daun padi) menyimbolkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup seperti padi yang slalu mencukupi dan memenuhi kehidupan masyarakat. sisi tajam dengan baja gantung berfungsi memotong batang buah pohon Nira atau Tala yang akan disadap. dengan ritual tertentu dapat meningkatkan hasil penyadapan air Pohon Nira atau Tala.
Penjelasan dan filosofi  tentang Datu Ase (padi) bisa dilihat di
https://tvdanfilm.blogspot.com/2019/05/video-art-ase-cinematic-video.html
.   


Motif Lekko Ase (lekuk daun padi) yang sangat indah dan berserat menandakan lapisan - lapisan besi dan pamor saling menumpuk dan bersusun dengan teknik penempaan tradisional yang memiliki teknik tempa tingkat menengah (biasanya penempa tingkat menengah adalah Panre - Mpu Persenjataan prajurit) . 

Kecantikan Motif Lekko Ase' pada bilah Pusaka Lacak Kampung Batu dan baja dari proses penempaan alami berwarna abu - abu.


Banyak Pusaka yang indah - indah di Sulawesi tetapi sayangnya untuk pelestariannya cukup susah dan kurang. minimnya data guna penulisan pada tataran penelitian susah didapat karena adat dan tradisi tutur lisan yang berkembang. adat itulah yang menjadikan pesan ataupun tuturan dari para tetua adat yang hilang di generasi muda baik sekarang maupun mendatang. kurangnya kesadaran akan tradisi , seni dan budaya yang menjadikan gaya hidup modern membuat kesenjangan sosial di antara masayarakat. 
sebuah pesan kepada para penerus generasi muda guna membangkitkan lagi dan melakukan pelacakan terhadap benda pusaka milik leluhurnya. sebatas makna isoteri bahwa benda pusaka tersebut memiliki History terhadap kehidupan sekarang yang semakin maju dan berkembang. apalah negeri ini dulunya tanpa adanya hasil jerih payah para leluhur bangsa ini.