Jumat, 11 April 2025

Motif Relief Hewan dalam Kehidupan Jawa

 Relief hewan dan sebutan hewan bahasa  Jawa Kuno

Dalam beberapa sumber teks Jawa Kuno (Prasasti & Naskah: Kakawi, Tantri Kamandaka, Nagarakrtagama, dan lain-lain) Abad 9-14 Masehi. 

1. Badak bercula satu kecil : Warak, Ganda, Gandaka 

2. Gajah Jawa (elephas maximus sondaicus/borneensis) : Liman, Gajah, Gaja 

3. Sapi Liar Jawa : Banteng, Bantyang, Gawaya 

4. Trenggiling Sunda : Tinggiling 

5. Harimau Jawa : Mong, Wyaghra, Harimong, Macan, Śārdūla, Mrganātha 

6. Macan Tutul Jawa : Macan Tutul 

7. Macan Tutul Jawa Hitam : Macan Wulung 

8. Kucing Macan Sunda : Kuwuk, Macan Rĕngrĕng 

9. Merak Hijau Jawa : Mrak, Mĕrak, Mayura 

10. Elang Elang Jawa : Helang, Alap-alap 11. Rangkong Badak (Jawa) : Langling. NewJ & ModJ: Manuk Gogik 

12. Ayam Cemani : Hayam Hirĕng 

13. Kancil Jawa : Kancil 

14. Rusa Timor : Mañjangan, Rusa, Mrĕga, Kĕnas 

15. Munjac : Kidang 

16. Landak Sunda : Laņḍak, Salya 

17. Ajag (Anjing Liar Jawa) : Asu Hasang/Asang, Tarakṣa (Skt Taraksu : Hyena, Serigala) 

18. Gagarangan : Mangga Jawa 

19. Luwak : Musang Palem Asia 

20. Lutung : Lutung Ebony Jawa Barat & Lutung Jawa Timur 

Referensi: 
PJ Zoetmulder. 1982. Kamus Bahasa Jawa-Inggris Kuno. 
Gravenhage: Martinus Nijhoff. Suwito Santoso. 1980. Rāmāyana Indonesia (Vol.3). New Delhi: Sarada Rani. Theodore G.Th. Pigeaud. 1960. Jawa Abad ke-14: Kajian Sejarah Kebudayaan, Negara Krtagama karya Rakawi Prapanca dari Majapahit, 1465 M. Jilid III. Leyden: Den Haag Martinus Nijhoff.


Deskripsi mengenai relief hewan dan sebutan hewan dalam bahasa Jawa Kuno pada periode abad ke-9 hingga ke-14 Masehi mengungkapkan kekayaan interaksi masyarakat Jawa Kuno dengan alam serta bagaimana pemahaman dan representasi dunia fauna terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Berdasarkan sumber-sumber teks Jawa Kuno seperti prasasti dan naskah-naskah Kakawi, Tantri Kamandaka, Nagarakrtagama, serta artefak-artefak ornamen, relief hewan menjadi motif yang umum diaplikasikan pada beragam media. Kita dapat menemukan representasi simha (singa), gajah (gajah), kuda (kuda), bantèng (banteng), warak (badak), sarpa (ular), berbagai jenis manuk (burung), iwak (ikan), dan hewan-hewan air lainnya menghiasi dinding rumah, pendok keris, gandik keris, hulu senjata tradisional, motif ukiran kayu dan batu, bahkan kemungkinan juga pada pola batik dan media seni lainnya. Menariknya, penggambaran hewan-hewan ini tidak selalu bersifat naturalistik, melainkan seringkali mengalami deformasi, yaitu perubahan bentuk dari aslinya, baik melalui stilasi (penyederhanaan dan penggayaan) maupun distorsi (pembengkokan atau perubahan proporsi) untuk tujuan estetika atau simbolis. 
Selain itu, motif hewan juga kerap disamarkan atau diintegrasikan ke dalam desain motif dasar melalui jalinan lung-lungan (sulur tumbuhan), menciptakan harmoni visual antara dunia fauna dan flora, yang mencerminkan pandangan kosmologis masyarakat Jawa Kuno yang melihat keterkaitan erat antara berbagai elemen alam. Keberadaan relief hewan dan penyebutan nama-nama hewan dalam bahasa Jawa Kuno pada periode ini tidak hanya memberikan informasi tentang fauna yang dikenal, tetapi juga mengindikasikan nilai-nilai simbolis, kepercayaan, dan ekspresi artistik yang melekat pada representasi dunia binatang dalam kehidupan sehari-hari dan spiritual masyarakat Jawa Kuno.
KRT. Cahya Surya Setyonagoro, M.Sn.