Selasa, 24 Oktober 2023

Sejarah Tosan Aji Cor ( Casting) #1

 Sejarah Tosan Aji Cor ( Casting) 

Bagian 1. 

Artefak Perunggu Abad 7

Meski jaman perunggu lahir sejak sebelum masehi, tetapi untuk penemuan benda2 seni dari bahan perunggu, ada yang berlapis emas atau Kuningansari, atau ada juga perunggu dipadu dengan besi di Nusantara, hadir pada era kerajaan Medang, mungkin juga Kalingga hingga Majapahit, atau sekitar abad ke 7 sampai 14. Dengan demikian, artefak2 ini berkembang di era Budha hingga Hindu.
Berbagai penemuan itu telah banyak dikaji baik di Museum maupun di Balai lelang. Beberapa peninggalan ada di Museum Nasional, Museum daerah dan bahkan di Museum2 luar negeri. Bahkan tidak sedikit benda2 bersejarah kita seperti patung perunggu, patung emas dan lainnya dilelang di Balai lelang internasional seperti Christie dan lainnya.
Salah satu penemuan yang sangat menarik adalah Keris dengan lapisan Kuningansari atau ada juga yang emas. Salah satu referensi yang paling dekat dengan keris2 seperti ini adalah Knaud Keris. Keris dengan relief yang diyakini peninggalan era Majapahit (abad ke 14) yang sekarang berada di Tropen Museum Belanda. Ia dibuat dari besi yang dilapis perunggu kuningansari yang kemudian dibikin relief. Sangat indah dan spektakuler. Sampai sejauh ini ia masih satu-satunya yang ada. Selain itu ada beberapa artefak di kalangan antik yang menemukan keris2 dari era Sriwijaya di wilayah sungai Musi dan Batanghari, juga di aliran sungai Brantas dari era Kediri sampai Majapahit yang juga terbuat dari perunggu berlapis emas atau ada yg Kuningansari. Seorang kawan pernah menunjukkan hasil penemuan dari sungai Musi, sebilah keris luk 3 yg terbuat dari perunggu berlapis emas juga dan pernah di pameran di Bentara Budaya - Jakarta.
Memang jumlahnya sangat sedikit karena keris - keris seperti ini dulunya bisa jadi hanya raja, Pangeran dan pembesar - pembesar kerajaan yang boleh memiliki. Dan itupun digunakan dalam acara - acara besar atau ritual - ritual khusus saja. Karena jarang itulah maka menjadikan koleksi penemuan - penemuan seperti ini menjadi sangat berharga dan diburu oleh para kolektor antik dan bersejarah. Bahkan malah sering disembunyikan keberadaannya sehingga sedikit yang bisa dikaji oleh para sejarawan dan arkeolog kita. Semoga sejarawan2 kita bisa mengungkap secara mendalam sejarah Nusantara di era jaman Perunggu ini.


Sumber ; MM. Hidayat . Dokumentasi foto keris perunggu dari museum Belanda. Keris perunggu dengan teknik cor ( casting) dan beberap Patung Perunggu lain pada era abad 14.




Keris Knaud, juga dikenal dengan sebutan Kris of Knaud atau Knaud's Kris, adalah keris tertua yang pernah tercatat di dunia.[1] Keris ini dihadiahkan kepada Charles Knaud, seorang dokter Belanda, oleh Paku Alam V pada abad ke-19 dan saat ini dipamerkan di Tropenmuseum, Royal Tropical Institute, Amsterdam.




Teknik Urik

Teknik Urik Merupakan suatu perpaduan teknik yang menggabungkan teknik tempa lipat dan casting ( cor logam).
dalam KBBI berarti juga ;

urik KN peranti utk melubangi kerangka keris (sejenis pahat);

nguriki 1 melubangi dengan menggunakan urik; 2 membersihkan. 


Teknik Urik sendiri cukup rumit ketika keris yang pada dasarnya merupakan logam pamor lalu diberikan lelehan logam biasanya kuningan, perak ataupun emas, lalu di pahat / ukir pada bagian yang sudah direncanakan. teknik ini juga pernah diterapkan pada Keris Tertua yaitu keris dokter Knaud's.


Doc. Foto Mpu KRT. Subandi Suponingrat . Menunjukkan teknik Urik perpaduan antara Keris tempa diberikan lelehan logam (emas) lalu di ukir (carving) pada bilahnya.



Archaeologists in Germany have unearthed a sword from a Bronze Age burial, and the weapon is in such good condition that it still gleams. The 3,000-year-old sword, discovered in the town of Nördlingen in Bavaria, was found in the burial of a man, woman and child. It appears that the trio were buried in quick succession, but it's unclear if they are related to one another, according to a statement the Bavarian State Office for Monument Protection released on Wednesday (June 14). The sword is so well preserved, "it almost still shines," according to the translated statement. The weapon has an ornate octagonal hilt crafted from bronze that now has a greenish tinge, as bronze contains copper, a metal that oxidizes when exposed to air and water. Archaeologists dated the sword to the end of the 14th century B.C. Sword discoveries from this time and region are rare, as many middle Bronze Age graves were looted over the millennia, the team said. Researchers know of two manufacturing areas for octagonal swords in Germany. One region, a local one, was in southern Germany, while the other hailed from northern Germany and Denmark, according to the statement. It's unknown where the newfound sword was cast. Para arkeolog di Jerman telah menemukan pedang dari pemakaman Zaman Perunggu, dan senjatanya dalam kondisi baik sehingga masih berkilauan. Pedang berusia 3000 tahun, ditemukan di kota Nördlingen di Bayern, ditemukan di pemakaman seorang pria, wanita, dan anak-anak. Tampaknya kerangka tersebut terkubur secara berurutan, tetapi tidak jelas apakah mereka berhubungan satu sama lain, menurut sebuah pernyataan Kantor Negara Bagian Bavarian untuk Perlindungan Monumen yang dirilis pada hari Rabu (14 Juni). Pedang itu sangat terpelihara dengan baik, "hampir masih bersinar," menurut pernyataan yang diterjemahkan. Senjata ini memiliki gagang oktagon berhias yang dibuat dari perunggu yang sekarang memiliki warna hijau, karena perunggu mengandung tembaga, logam yang teroksidasi ketika terkena udara dan air. Para arkeolog memberi tanggal pedang hingga akhir abad ke-14 SM. Penemuan pedang dari waktu dan wilayah ini jarang terjadi, karena banyak kuburan Zaman Perunggu pertengahan dijarah selama ribuan tahun, kata tim. Para peneliti mengetahui dua area manufaktur untuk pedang segi delapan di Jerman. Satu wilayah, yang satu lokal, berada di Jerman selatan, sementara yang lainnya berasal dari Jerman utara dan Denmark, menurut pernyataan itu. Tidak diketahui di mana pedang yang baru ditemukan itu dilemparkan.


Sumber ;
  • Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004);
  • Duuren, D., Charles Knaud's Keris, the oldest dated keris in the world: Legend - History - Iconography - Metallurgy. Leiden: Ethnographic Art Books, 2022 (ISBN 978-90-5450–026-1)
  • Krom, N.J. ‘Hindoe-Javaansche Kunst’ (2-volume, Eindhoven, 1920)
  •  van Duuren, David (2002). Krisses: a critical bibliography. Pictures Publishers. hlm. 110. ISBN 978-90-73187-42-9. Diakses tanggal 6 March 2011.
  • ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27
  • ^ Stevens, Th. Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Publisher: Verloren, Hilversum) P.40 ISBN 90-6550-378-1
  • ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27 [1] Diarsipkan 2013-10-02 di Wayback Machine.
  • ^ Muskens, Roland. "Knaud's Kris". Colonial Past, Global Future: 100 Years of The Royal Tropical Institute. Royal Tropical Institute. hlm. 65. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-09. Diakses tanggal 2013-09-28.
  • Lompat ke:a b Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004). 

Rabu, 18 Oktober 2023

Keris Dhapur Parungsari

 Keris Dhapur Parungsari 


Keris Dhapur Parungsari, sangat mirip dengan Keris Dhapur Sangkelat, yang membedakannya pada Keris Dhapur Parungsari menggunakan dua Lambe Gajah sedangkan Keris dhapur Sangkelat hanya

menggunakan satu Lambe Gajah.

Itu sebabnya, mengapa masih banyak orang yang salah menamakan Keris Perungsari dengan Keris Sengkelat. Jika dilihat dari filosofinya, "Parung" bisa diartikan dengan deretan lereng bukit dan lembah, sedangkan "Sari" dapat diartikan sebagai bunga.

Jadi Secara harfiah, Parungsari dapat diartikan sebagai hamparan elok bukit dan lembah yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah. Mungkin itulah pemaknaan paling sederhana, dari Parungsari, Keris ini melambangkan kehidupan yang tentram, damai dan indah seperti hamparan lembah yang ditumbuhi bunga-bunga. Begitu sejuk, damai, harum dan indah.

Itulah makna Parungsari sebagai tuntunan dan harapan bagi pemiliknya agar bisa meraih kehidupan seperti makna Parungsari, Tuah dari Keris ini lebih condong untuk kasepuhan dan kewibawaan.


Sumber; 

KRT. Cahyo Setyonagoro
Sudarto Yoso Purbonagoro


Kamis, 12 Oktober 2023

Kadga Kediri ( Kadhiri)

 Kadga Kediri ( Kadhiri)


Foto : Kadgå penemuan sungai Brantas wilayah Kadhiri 
Estimasi dibuat di era kerajaan Kadhiri.

Relief Candi Hindu, seperti Prambanan atau yang dalam prasasti disebut Shiwagrha (rumah Shiwa)  yang dibangun pada abad ke 9 oleh wangsa Sanjaya. Pada Candi yang dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu dewa Brahma, dewa Wisnu , dan dewa Siwa ini, terdapat banyak relief yang menggambarkan ksatriya dan  beberapa pasukan Anoman yang memegang Kadgå. 

Pada Candi Panataran yang nama aslinya adalah Candi Palah, sebuah candi keagamaan Hindu Siwaitis era kerajaan Kadhiri (abad ke 13) yang terletak di Kabupaten Blitar, juga terdapat relief-relief yang menggambarkan ksatriya membawa Kadgå. 

Selain itu pada beberapa arca Shiwa juga selain memegang benda lain seperti tombak, vajra, cakra dll, juga ada yang dipahatkan memegang Kadgå. 

Memang jika melihat artefak-artefak sudah ada, keberadaan Kadgå tidak lepas dari sejarah Hindu di Nusantara. Kadga yang mungkin oleh Ma-Huan disebut Pulak, diyakini adalah prototipe Keris kuno.  Pada prasasti Karang Tengah (746 C)  dan Prasasti Poh (829 C) disebutkan kata Krês atau Keris.  Bahkan menurut Murdoch Smith yang dikutip oleh Soemodiningrat dikatakan bahwa bisa jadi pembuatan keris berpamor sudah dimulai sejak abad ke 1. 

Dari pengamatan ini menunjukkan bahwa  budaya Keris sudah tumbuh di masyarakat Indonesia jauh sebelum abad ke 9 yang ketika itu bentuknya masih sederhana seperti senjata tusuk atau senjata tikam.  Bentuk ini jika kita kaitan dengan dagger atau belati2 bangsa Mesir atau Romawi era sebelum masehi atau pada relief prasasti Ethiopia abad 11-13 juga ada kemiripan. Sepertinya bangsa2 di dunia ketika itu sudah terkoneksi melalui laut dan saling bertukar pengetahuan. Seni tempa sudah maju dan membawa manfaat bagi masyarakat luas. 

..............

MM. Hidayat. 


-------------------