Fungsi Condong Leleh Keris
Condong Leleh pada keris tidak sekedar menunjukan sudut kemiringan bilah, tetapi juga memiliki fungsi tertentu, yaitu fungsi teknis, estetika dan makna simbolis
- Fungsi teknis sebagai ketajaman bilah keris, penanda dan kedudukan keris
- Fungsi Estetika bagian keindahan keris
- Fungsi makna simbolis yg terinspirasi dan dimuncul dari watak, karakter, cara pandang dan sikap manusia.
Sikap tersebut dapat kita liat dalam visualisasi karakter wayang...dgn posisi kepala yg menunjukan karakter dan makna simbolis yg berbeda beda.
Seperti posisi
- Tegak Suryo matahari, bermakna berwibawa, Wisesa dan kekuasaan
- Agak menunduk, Candra Bulan bermakna, waspada atau waskitha dan bijaksana
- Menunduk lagi Kartika bintang, makna jarak pandang melihat bintang, perhatian, menarik hati, popularitas, untuk menjadi bintang.
- Sangat menunduk Buwono bumi, bermakna pandangan ke arah bumi, bermakna karejeken, rejeki jatuh ke bumi, memberi sikap yg merendah seperti padi berisi.
Fungsi dan Makna condong leleh keris merupakan satu kesatuan fungsi teknis, estetika dan simbolis, yg memiliki rasa dan karakter tertentu, yg memberikan pengaruh dan membangkitkan spirit bagi pemiliknya.
Biasanya seorang Mpu akan membuat condong leleh keris, akan di padu dgn pamor yg sesuai dgn tujuan dan makna simbolis.
Seperti :
- Keris utk kewibawaan biasanya Condong Leleh Suryo dgn pamor Blarak Sineret
- Pamor Udan emas Condong Leleh Buwono
- Pamor Sekar atau Ron Genduru Condong Leleh Kartiko
- Pamor Adeg Condong Leleh Candra

Pendahuluan
Keris merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sarat dengan nilai filosofis, estetika, dan spiritual. Dalam proses pembuatannya, setiap elemen pada keris dirancang dengan tujuan tertentu, baik dari segi fungsi maupun simbolisme. Salah satu bagian penting dari keris adalah condong leleh, yaitu bagian lekukan kecil yang terdapat pada bagian bawah bilah keris, tepat di dekat ganja. Elemen ini sering kali menjadi perhatian para penggemar dan peneliti keris karena perannya yang tidak hanya estetis tetapi juga fungsional.
Dalam budaya Nusantara, keris tidak hanya dianggap sebagai senjata tradisional, tetapi juga sebagai simbol status sosial, spiritualitas, dan kekuatan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap setiap elemen keris, termasuk condong leleh, menjadi bagian integral dalam mengapresiasi keindahan dan makna di balik keris itu sendiri.
Deskripsi dan Fungsi Condong Leleh
Condong leleh merupakan lekukan kecil yang terdapat di area bilah keris di dekat ganja. Fungsi utamanya dapat dibagi menjadi dua aspek utama:
Fungsi Struktural
Condong leleh membantu menjaga keseimbangan dan kekuatan struktur keris. Dengan adanya lekukan ini, tekanan yang diterima bilah keris saat digunakan dapat terdistribusi lebih merata, sehingga mengurangi risiko patah atau retak pada bilah.
Fungsi Estetika dan Filosofis
Dalam estetika keris, condong leleh menambah harmoni visual pada desain keseluruhan. Lekukan ini sering dianggap sebagai simbol keharmonisan dan kesinambungan. Secara filosofis, condong leleh melambangkan keluwesan atau kerendahan hati, mencerminkan nilai-nilai yang dihormati dalam budaya Jawa.
Sebagai bagian dari keris, condong leleh menunjukkan bagaimana seni dan fungsi berpadu dalam menciptakan karya yang tidak hanya indah tetapi juga bermakna. Elemen ini mengingatkan bahwa setiap detail dalam keris memiliki makna mendalam yang mencerminkan kearifan lokal Nusantara.
Bagian-Bagian Condong Leleh pada Keris dan Maknanya
Condong leleh adalah salah satu elemen kecil tetapi signifikan pada bilah keris. Bagian ini memiliki komponen-komponen yang dapat diuraikan secara rinci, masing-masing memiliki fungsi dan makna tertentu dalam estetika serta filosofi keris. Berikut adalah deskripsi bagian-bagiannya:
1. Lekukan Utama (Alur Condong Leleh)
Deskripsi:
Lekukan utama ini berbentuk seperti garis melengkung yang dimulai dari ujung bawah bilah keris, tepat di atas ganja, mengarah sedikit ke atas sebelum menyatu dengan bagian bilah.
Makna:
Melambangkan keluwesan dan harmoni. Filosofinya terkait dengan sifat fleksibel dan adaptif yang diperlukan dalam menjalani kehidupan, sejalan dengan nilai-nilai budaya Jawa yang menekankan kebijaksanaan dalam bertindak.
2. Pangkal Condong Leleh
Deskripsi:
Merupakan titik awal lekukan, terletak sangat dekat dengan pejetan atau bagian bawah bilah. Pangkal ini sering terlihat sebagai titik yang mengarahkan pola aliran lekukan.
Makna:
Melambangkan awal perjalanan hidup atau suatu proses. Filosofinya menunjukkan bahwa semua hal besar dimulai dari sesuatu yang kecil, menekankan pentingnya memulai dengan niat baik.
3. Lengkung (Kelokan Halus)
Deskripsi:
Lengkungan yang membentuk kurva kecil pada condong leleh sering kali dibuat dengan sangat halus, menciptakan tampilan harmonis.
Makna:
Menunjukkan perjalanan hidup yang tidak selalu lurus, penuh liku-liku dan tantangan. Filosofinya mengajarkan kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai rintangan.
4. Sambungan ke Bilah
Deskripsi:
Bagian di mana condong leleh menyatu secara alami dengan bilah keris. Sambungan ini biasanya dibuat tanpa garis tegas, memberikan kesan transisi yang halus.
Makna:
Melambangkan penyatuan elemen kehidupan—antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Filosofinya menekankan harmoni antara duniawi dan spiritual.
5. Hubungan dengan Ganja
Penutup
Setiap bagian condong leleh tidak hanya dirancang untuk fungsi mekanis, tetapi juga memiliki nilai estetika dan filosofi yang mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa keris adalah simbol kearifan lokal yang menggabungkan seni, spiritualitas, dan tradisi secara harmonis.
KRT. Cahya Surya Setyonagoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar